Langsung ke konten utama

Pindah PNS (Sebelum Waktu-nya)

Kantor
Akhir 2007 saya diterima kerja sebagai Calon PNS BPOM. Apa itu BPOM ? (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Dulunya adalah Direktorat Jendal dari Departemen Kesehatan, Mirip Bea Cukai yang masih Direktorat Jendralnya Departemen Keuangan. Saya langsung kerja awal tahun 2008, boyongan dari Mataram-NTB ke Jakarta, karena saya ditempatkan di BPOM (Pusat), tepatnya di Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Disini saya adalah komputer di sarang Apoteker ^ ^. Keseharian saya mengatur data tentang perusahaan Obat dan Makanan serta kerjaan Administratif lainnya.

Bagaimana Awalnya?
Suami adalah seorang wiraswata, tentunya ada maju dan mundur, jatuh dan bangun. Karena wiraswasta, jadi lebih fleksibel untuk mengikuti saya pindah kerja. Awalnya okay-okay saja, lalu sampai pada titik "kita tidak cocok tinggal di Jakarta". Dengan pertimbangan ingin berbakti kepada Orang Tua suami (secara suami anak pertama), akhirnya suami ngelamar dan diterima kerja sebagai PNS juga di Mataram.

Proses Perjuangan
Pada awal proses penerimaan PNS dulu, saya teken kontrak 5 tahun ndak boleh pindah, dan harus bayar denda 10 juta, kalo melanggar. Segera setelah suami pindah, saya langsung searching trip n trik minta pindah kerja. Awal proses, saya belum genap 3 tahun bekerja. Karena saya merasa pastinya ini lama dan berbelit serta pasti kena denda, akhirnya saya main hadap langsung ke Kepala Biro. Menceritakan kondisi saya ... bla .. bla ... bla...yang tanpa sadar diiringi dengan air mata. ^ ^.

Selanjutnya baru saya menghadap atasan (saya memang kurang ajar - _ -'). Awalnya tidak diijinkan, tapi saya tetep kekeuh. Mungkin juga iba melihat saya pontang-panting ngurus anak, dan seringnya saya kesepian, di kantor sering (lagi) ga konsen kerja. Akhirnya disetujui permohonan pindah oleh atasan, lalu maju ke Kepegawaian sebelum di baca oleh Kepala Biro.

Memang ini keberuntungan saya. Kebetulan di BBPOM di Mataram, baru saja ada yang pindah "dengan ajaib". Hehe, selain itu juga faktor PNS suami saya di Depkes Kota Mataram. Akhirnya setelah mengadap ke Kasubag Kepegawaian (dan lagi uraian air mata), maka surat saya bergerak maju, setelah agak tersendat. Jreng "Kepala Biro Umum ganti". Surat saya tertahan, dan mundur lagi. Tapi dengan bantuan Bapak Slamet Terkasih (sekarang beliau telah meninggal), akhirnya surat tinjauan dibuat seindah mungkin ^ ^. Akhirnya maju lagi, dan eng ing eng, Desember 2010 saya pasti pindah. Genap 3 tahun. Bahagianyaaaa. dan tanpa membayar denda 10 jeti, dengan lama proses sekitar 10 bulan (saja).

Proses yang Bener
Untuk proses pengajuan pindah PNS yang bener adalah (untuk kasus Pindah Unit di Satu Instansi yang sama) adalah :


Komentar

Unknown mengatakan…
MasyaAllah memang mbak wina!!!percoyo akuuw..kamu bisyaaa..hahaha..selamaatttt

Postingan populer dari blog ini

Pilihan ...

  Malam itu ... hujan deras sedari jam 7 malam. Sempat berhenti sejenak sesudah adzan magrib. Sesudah sholat, mengayuh sepeda ke tempat les persiapan ujian EBTANAS SMA. Pak Eko, guru yang memiliki keterbatasan fisik, tapi tidak dengan otak, visi, keteguhan, kesabarannya. Hujan masih deras menghantam genting rumah pak Eko. Hampir menujukkan pukul 10 malam. "Duh, bisa marah besar pulang selarut ini". "Pak saya pamit ya, takut Bapak marah saya pulang kemalaman". "Telfon saja, masih hujan ini". "Ndak apa2 pak, sekalian mandi" "Duluan yak, Assalamualaikum...". Mengambil sepeda, menerobos hujan super lebat. Jalanan super sepi, duet angin menderu dan irama hujan sempat membuat merinding. Jujur, takut juga. Terpikir besok ganti jam les, karena musim hujan, takut terulang lagi seperti ini. Menerobos malam adalah hal biasa, tapi kombinasi hujan dengan angin menderu, rasanya tak mampu. Daya pandang yang terbatas, jalan sepi. Takut. Ditambah ada pe...

“Berhemat dengan Legundi di Hari Raya – Bunda Bahagia, Anak tetap Senang”

Keputusan pulkam Lebaran ke Malang tahun ini memang terkesan mendadak. Diantara kerinduan pulkam karena setahun sebelumnya belum diberikan kesempatan serta perhitungan budget untuk renovasi rumah, akhirnya sepakat menggunakan KMP Legundi. Malam Selasa langsung memutuskan pulkam ke Jawa setelah membaca berita di website koran lokal bahwa ada keberangkatan kapal Legundi di hari Rabu esoknya. Sebelumnya berencana naik pesawat di hari H Lebaran dan berdiskusi tentang kemungkinan balik Mataram naik kapal bersama anak semata wayang - Oza.   Oza sendiri antusias mendengar liburan menggunakan kapal laut. Selain alasan “baru pertama kali”, Oza merasa lebih aman karena bekal kemampuan renang yang dikuasainya. Mengertilah maksud saya …^^ Alhasil packing barangpun mendadak, dimulai malam jam 11 sampai menjelang dini hari. Tak lupa mencari tambahan informasi dari internet khusunya di http://www.indonesiaferry.co.id    tentang reservasi tiket KMP Legundi. Perasaan was-was lum...