Sampai di pintu keluar restauran hotel, sosoknya benar-benar menghilang. Syukurlah, aku tak menemukan dia, hiburku. Di mulut berusaha bersyukur, tapi di hati ingin menemukan meski hanya melihat punggung tegapnya. Kembali terduduk lemas, sambil berpikir keras. Puzle puzle memori berkelebat ke sana ke mari. Saling bermunculan kemudian tenggelam lagi. Menari nari tanpa irama penggiring. Mana yang kusuka itulah yang kunikmati, yang tidak kusuka kuletakkan di ruang memori yang lain, tersembunyi. Seperti halnya ketika tangan saling berjabat dan mengucapkan 'Semoga dilancarkan menuju pelaminan ya Jaya'. Mendesah kemudian mengulum senyum sinis. 'Membuang buang tenaga dan pikiran', hardikku pada diriku sendiri. Seharusnya aku menikmati malam ini. Malam di kota penuh kenangan. Kota Mantan Yang Berhati Nyaman. Kuputuskan untuk menggunakan kakiku agar lebih bermanfaat malam ini. Tidak mengapa sendirian, sembari mengingat masa lalu. Itu lebih baik, daripada berha...
dimana Ceritaku dimulai