Keputusan pulkam Lebaran ke Malang tahun ini memang terkesan
mendadak. Diantara kerinduan pulkam karena setahun sebelumnya belum diberikan
kesempatan serta perhitungan budget untuk renovasi rumah, akhirnya sepakat menggunakan
KMP Legundi. Malam Selasa langsung memutuskan pulkam ke Jawa setelah membaca berita
di website koran lokal bahwa ada keberangkatan kapal Legundi di hari Rabu esoknya.
Sebelumnya berencana naik pesawat di hari H Lebaran dan
berdiskusi tentang kemungkinan balik Mataram naik kapal bersama anak semata
wayang - Oza. Oza sendiri antusias
mendengar liburan menggunakan kapal laut. Selain alasan “baru pertama kali”, Oza
merasa lebih aman karena bekal kemampuan renang yang dikuasainya. Mengertilah
maksud saya …^^
Alhasil packing barangpun mendadak, dimulai malam jam 11 sampai menjelang
dini hari. Tak lupa mencari tambahan informasi dari internet khusunya di http://www.indonesiaferry.co.id tentang reservasi tiket KMP Legundi. Perasaan was-was lumayan
menghantui, mengingat masih musim mudik Lebaran, sehingga prediksi kapal tidak akan
senyaman jika sedang sepi atau di luar musim mudik berjamaah. Sebelum packing
barang, tak lupa briefing anak semata wayang untuk siap mental dan batin, jika nantinya
tidak sesuai harapan. Apalagi saya mengaharapkan Oza tetap puasa di hari Rabu.
Strategi pemesanan juga sudah disiapkan, karena keberangkatan sebelumnya di
hari Senin, antrian tiket offline di pelabuhan Lembar benar-benar di luar
dugaan sesaknya.
Ternyata loket untuk keberangkan di hari Rabu tidak sesesak hari
Senin, terbukti dengan berhasilnya saya memesan tiket di urutan kedua dan masih
sempat balik Mataram, lalu balik lagi ke Lembar sekitar jam 11 siang.
Legundi sendiri adalah kapal yang melayani jalur
penyebrangan Pelabuhan Lembar (Lombok) – Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (Jawa
Timur). Merupakan rute yang resmi beroperasi di tahun 2016, dengan durasi penyebrangan
sekitar 19 – 20 jam dua kali seminggu. Surabaya – Lombok di hari Selasa dan
Sabtu dan Lombok – Surabaya hari Senin dan Kamis. KMP Legundi adalah kapal
Ferry jenis besar, berbeda dengan kapal Ferry kecil untuk penyebrangan jarak pendek.
Yang konon katanya goyangannya tidak seberapa di bandingkan kapal Ferry kecil. Harga
tiket sangat menghibur hati dan dompet, merupakan satu-satunya alat transportasi
yang tidak mengalami kenaikan harga tiket saat Lebaran tiba.
Harga tiket orang dewasa Rp. 72.000,- dan untuk Oza yang
baru berumur 10 tahun dikenakan Rp. 47.000,-. Saya menambah kupon makan dua
kali untuk dua orang yang masing-masing harganya Rp. 15.000,-. Bersahabat untuk
yang ingin berhemat, bukan untuk yang mengejar waktu ya... Bundapun bahagia. Hahaha
…
Jika
keberangkatan hari Rabu menuju Surabaya tidak melayani pemesanan di hari
sebelumnya, maka saat arus balik ke Lombok dari Pelabuhan Tanjung Perak, saya bisa
melakukan pemesanan di hari Senin untuk keberangkatan hari Selasa esoknya.
Untuk niat itu, saya menginap di hotel Oriza sehari sebelum
keberangkatan. Tetap ramah di dompet, tidak mencekik karena hotel seputaran Pelabuhan
Tanjung Perak sangat terjangkau. Yang melegakan, total semuanya masih jauh
dibawah harga tiket pesawat. ^^
Soal transportasi sesudah tiba di Pelabuhan Tanjung Perak atau sebaliknya menuju pelabuhan, Damri siap menghantar ke Terminal Purbaya (PP) dengan harga terjangkau sebesar Rp. 10.000,- sekali jalan. Lokasi pool Bus Damri dekat dengan pintu keluar Pelabuhan Tanjung Perak atau dekat dengan Loket Pemesanan KMP Legundi.
Setelah puas membicarakan hematnya KMP Legundi untuk mudik Lebaran (PP), pertanyaan selanjutnya … nyaman tidak sih KMP Legundi ini?
Ukuran kenyamanan adalah relatif, mengingat musim mudik sehingga wajar jika melihat kondisi penumpang yang berjejal dan berdesak-desakan, tidur di lantai bahkan sampai duduk di dek atas. Namun, perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Perak relatif tidak ramai dan nyaman. Mungkin akan lebih sepi dan nyaman lagi jika bukan musim mudik.
Lantai pertama dan kedua adalah tempat memarkir kendaraan. Lantai ketiga adalah lantai penumpang yang dibagi menjadi tiga bagian. Bagian VIP dibagian ujung depan dengan kursi sofa beralasakan karpet (alas kaki harus lepas), cocok bagi yang membawa balita. Bagian tengah untuk ekonomi dengan kursi biru saling berhadap-hadapan. Bagian ujung belakang mirip dengan VIP namun lebih sedikit sofanya tanpa alas karpet dan cocok untuk tidur atau sekedar meluruskan kaki.
Matras tidur disediakan oleh kapal, hanya selimut yang tidak
disediakan. Masing-masing bagian di lantai 3 memiliki kantin, dengan harga
yang sedikit mahal. Lantai 4 merupakan area terbuka, terdapat Mushola dan
berjejer bangku-bangku. Biasanya bangku ini berfungsi sebagai tempat tidur jika
malam. Disini ada kios Bakso yang kuahnya saya suka …. ^^.
Dengan durasi sekitar 20 jam, KMP legundi menyediakan
beberapa sumber listrik untuk kebutuhan cash handphone dll. Jika tidak kebagian
sumber listrik, kru kapal menyediakan sewa cash baterai dengan harga Rp.
5.000,- sampai penuh. Tips hasil pengamatan dari pengalaman sebelumnya,
perjalanan balik ke Lombok saya membeli kabel extension sendiri.
Nyaman tidak si kecil naik KMP Legundi? Sepanjang perjalanan
menuju Pelabuhan Tanjung Perak, sesudah buka puasa dan bermain handphone
sebentar, Oza terlelap tidur sampai menjelang waktu sahur berakhir. Goyangan
kapal saat di laut lepas tidak terlalu terasa. Perjalanan balik ke Lombok, Oza
tidak terlalu rewel atau komplain karena bekal gadget sudah aman terkendali berkat kabel extension ^^.
Bagi pencinta pemandangan dan fotografi, naik kapal
merupakan pengalaman yang tidak kalah menarik. Sepanjang perjalanan, cuaca
sangat mendukung untuk sekedar mensyukuri nikmat dan memuja kebesaran sang
Pencipta. Bagi jombloers, moment ini memang sedikit menyakitkan. Hahaha.
Sekian pengalaman naik KMP Legundi pertama kami. Yang jelas tidak kapok untuk mengulangi petualangan bersama KMP Legundi kembali.
#AsyiknyaNaikFerry.
Salam,
Bunda & Oza
Komentar