"suatu saat jika ada tergoyahkan hatimu oleh bisikan setan, lihatlah kembali ke belakang. bukan untuk mundur, tapi untuk memajukan langkahmu menjadi lebih baik dengan mengingat pelajaraan berharga yang pernah kamu hadapi"
Aku ...
aku minta maaf padanya. beberapa hari ini tergeletak tak perdaya karena sakit tak kunjung usai mendera kepala. dia tersenyum "tidak ada yang perlu dimaafkan". elus lembutnya membuatku terkantuk kembali. aku bahagia, dia yang selalu kupuja bisa tesenyum tulus setelah sekian lama peristiwa yang membuat senyumnya tak jelas. antara cerah bercahaya atau kelabu dirundung sedih.
03.2019
sudah sebulan ini terbiasa mendengar isak tangis yang tiba-tiba. kadang saat pagi aku melihat tumpukan tissue di tempat sampah. sesak rasanya melihat pemandangan ini. aku mencoba bersabar demi dia. kadang, tiba-tiba dingin menyeruak diantara kami. lalu terlihat matanya menerawang jauh. aku tak berani menyela lamunannya. aku tahu dia hancur, meskipun sebenarnya aku lebih hancur berkeping-keping. Aku hanya mencoba kuat demi dia
Akhir bulan di tahun 2018
dua kali aku menerima telefon dengan nomor private. telefon pertama hampir membuatku tak bisa berkata-kata. telefon kedua masih dengan suara yang seperti tertutup oleh sesuatu, bahkan sangking sedihnya, aku tak ingat lagi apa yang diucapkan penelefon. aku sengaja dengan sadar ingin melupakan semua fakta pedas yang aku dengar.
seseorang yang dengan lantang menyebut orang yang paling aku puja menjadi seseorang yang paling direndahkan. merendahkan martabat serendah-serendahnya seseorang yang sangat berarti bagiku.
sebulan berjalan, yang kupuja masih saja terpuruk di kondisi terpuruknya. saat itu kami jarang bertemu sapa jika tidak membahas keluarga. pernah bertemu, matanya penuh kesedihan namun juga kerinduan. dia berusaha tegar. hingga suatu saat dia menyerah. dia membutuhkan pertolongan. niat mengakhiri hidupnya membuatnya sadar, bahwa dia telah sampai pada titik terendahnya.
sembari mencari pertolongan, tepat sebulan setelah peristiwa telefon itu, aku jujur dengannya. aku menceritakan apa yang mampu aku ingat dari pembicaraan di telefon dengan orang misterius itu. dan aku terhenyak dengan reaksinya. dia bergetar ... lalu lemas. dia tak menyangka, bahwa dia telah ditusuk dari belakang. baginya cukup derita hukum penghakiman sepihak, namun tak menyangka pengkhianatan atas kepercayaan yang masih dia perjuangkan untuk orang yang telah dengan mudah bilang "Maaf" setelah apa yang telah dia korbankan dan dia beri. dia berusaha ikhlas jika memikirkan 3 nyawa yang masih kecil. "tak mengapa", katanya. 3 nyawa itu butuh dia. itu yang terus dia ulang-ulang, tapi kenyataan atas penghinaan oleh orang yang pernah dia perjuangkan membuatnya hancur berkeping-keping, lagi dan bertambah parah.
Dia...
Aku bangkit. plot twist dalam sejarah hidupku. emosiku berganti menjadi bahan bakar. aku harus berjuang. aku harus kembali bangkit. aku harus tentukan jalanku. setelah dua minggu tak mendapat jawab melalui email yang aku kirim berulang-ulang, aku putuskan bahwa dialah di balik suara itu. karena semua rahasia hanya kami berdua yang tahu. dia yang masih aku berusaha perjuangankan untuk ditunggu, tiba2 menjadi monster yang menakutkan. aku sadar, aku menjadi bonekanya selama ini. aku harus sembuh, meskipun menjadi "sendiri" adalah jalanku. aku harus perbaiki semuanya. dan email yang aku kirim menjadi bumerang atas kelanjutan laporan mereka ke atasanku. betapa tidak adilnya. Aku hanya ingin mencari jawab. Hingga sangking sakitnya hati ini, semua email yang pernah kukirim ke foward ke atasannya. Biarlah diriku hancur sekalian oleh orang yang pernah memujaku dan kupuja.
Tangisku hanya untuk orang yang salah. janji setiaku hanya untuk orang yang bermuka dua. untuk kelangsungan posisinya, dia menjatuhkan diri ini. dari tanggal yang aku duga dia masih membelaku, ternyata .... , seolah oleh sudah dia rencanakan dan atur semuanya.
selama beberapa hari, aku menahan diri untuk tidak membalas hal yang sama. kadang terlepas kata dan langkah. syukurlah tanganya dan otaknya lebih cepat dari dugaanku. aku tak jadi menambah dosa.
tapi semakin menyakinkan diri, bahwa saya adalah mainan boneka kecilnya. semuanya hanya untuk kesenangan yang dia tidak dapat dari yang lain. kesenangan dan kepuasan batinnya. dan ketika posisinya terusik, apapun dia lakukan termasuk merendahkan jiwa yang sebelumnya pernah dipuja puja bersemanyam di hatinya. katanya ... "ketulusan yang tidak bisa aku balas"
Aku ...
seminggu setelah aku ceritakan semuanya ... dia malah menjauh. berdalih ingin memulai semuanya sendiri dari nol. tapi aku tahu, dia tak akan mampu sendiri. langkahnya saja sedang terseok seok ... dia rapuh luar dan dalam. dia lebih terluka dari sebelumnya. namun hebatnya luka itu justru membuatnya sadar. bahwa dia telah salah menggantungkan hatinya.
tanpa ba bi bu, aku mengulurkan tangan. entah dia terima atau tidak, aku akan berusaha membantunya entah bagaimana akhir kami kelak. dia milikku dari sejak pertama aku melihatnya di kelas itu.
06.2019
Dia ...
apa yang digariskan telah digariskan. sehebat apapun ingin merubahnya, Allah maha tahu apa dan siapa yang pantas untuk kita. bukan pada wajah, bukan pada harta, bukan pada keturunan, tapi pada "apa yang kita butuhkan". kupandang wajahku pada cermin "you are doing the best you can". berhenti membenci seseorang dan beberapa orang, mencoba memahami pola pikir mereka. salahku adalah urusanku dengan pencipta, begitu pula mereka ... apa yang mereka lakukan dan katakan adalah urusan mereka dengan pencipta. sebagai manusia, sudah cukup aku merasakan waktu dimana aku pernah ingin tidak hidup di dunia. satu2nya obat hanya menerima takdir dan memperbaiki diri. kemudahan akan datang dengan sendirinya ...
14.02.20
Aku ...
senyumnya adalah hal terindah yang selalu aku rindu. senyumnya adalah milikku. kadang cemburu sangat jika ia memasang foto selfienya. senyumnya, tawanya dan tatapan matanya ... sudah jauh berbeda dengan satu tahun yang lalu. aku bersyukur ...
Kini ...
aku tak menyesal memberinya uluran tangan dan maaf. aku tahu sampai sekarang dia sedang berjuang keras, sama seperti aku juga berjuang menerima takdir ini. tapi aku tak lelah mengingatkannya setiap hari jika dia salah melangkah. bagiku dia adalah ratuku. dia yang kujagakan sebagai pendamping surgaku kelak.
Komentar