Duh ... Beberapa kali dan memang akhir akhir ini banyak kejadian yang memperlihatkan suatu kenyataan yang kadang buat mules perut and sometimes its annoying.
Well, dahulu kala ada yang berusaha menjelek jelekkan seseorang, lewat jalur apapun yang bisa ditempuh. Yes, judgment. Yang inilah yang itulah terhadap seseorang.
Secara perlahan, lambat laun, sejalan dengan waktu, eh ... Si pengolok ... Entah karena terlalu sering kepo atau memang ... Hihihi... (Ndak berani bilang, takut jilat ludah sendiri) ... Malah perlahan mulai mengekor yang diolok olok.
Copy paste. Almost ... Ndak semua. Kebetulan ada sebagian olokan adalah soal otak ... Dan berbalik juga akhirnya. Hampir tidak punya originalitas.
Mungkin ada yang sebenarnya membuat terkesan, tapi malu mengakui. Satu2 nya cara melepas ke irian dan hasad adalah dengan menjadikan orang tsb bahan olok olok an.
Di lain kasus ... Ada pula akhirnya si pengolok 11 12 sifatnya dengan yang diolok. Tak jauh beda. Di depan mata sendiri. Sempat kaget. Tapi lambat laun akhirnya ga heran. Selain mendoakan secara personal, juga berharap semoga baik baik saja semuanya, meski di permukaan saja. 😆
Belajar dari itu semua, sekarang terus berusaha belajar berhati2 judge seseorang. Akhirnya cuman bilang, 'kalau menurutmu engga sesuai ya ntar dirimu jangan contoh'. Atau bilang 'Saya ga perlu ngomong, suatu saat akan ditunjukkan sebenarnya aslinya orang tsb'.
Kan kejadian ... Perlahan ... Ndak perlu kita yakinkan orang lain ... Orang tersebut yang menujukkannya sendiri. Kalau dah gitu, teman2 cuman ngikut ngangguk sendiri.
Tapi namanya manusia, naik turun. Kalau sedang on ya ... Ngomel2, tapi habis itu minta maaf 😁😄
Anyway ... Apapun itu 'Tahan' ngatain orang menggunakan kekurangan atau kelebihannya lalu dijadikan bahan bercandaan dan olokan.
Terimalah orang ada kekurangan ... Tapi ndak wise kan kalau jadi olokan. Buat jadi bahan pelajaran? Hahaha ... No sense darl, Nabi ndak pernah mengajarkan hal tersebut. Ada jamaah kentut saja, Nabi masih menutupi aib nya.
Balik lagi ... Kamu memiliki kekurangan. Yang ana pun harus terima. Jadilah ... Pada kesimpulan ... Apapun yg kita lisankan akan menjadi tanggung jawab masing2.
Buat yang diolok :
'Jika ada yang menghina, tak perlu resah. Hinaan hanya sepanjang lidah. Cukup maafkan, lupakan dan melangkah. Jauhi untuk sementara. Soal balasan, ada Hakim yang paling Adil'
Buat yang punya hoby olok2 :
Hehehe, ga ada. Sepertinya ga guna ... Karena orang selain dia adalah salah. Dirinya yang paling benar. Tetep ana doakan yang terbaik ... Selalu cukup dan bahagia, sehingga ndak punya waktu untuk hasad dan riya ke orang lain. Dan karena doa yang baik juga akan berbalik ke pendoa 😇'
Belajar Tahan Lidah saudaraku sesama muslim. Sama2 belajar. Ana juga banyak salah dan kurangnya 🥰
Komentar